Rabu, 11 Maret 2015

Model PTK



Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Model PTK - Ada beberapa ahli yang mengemukakan tentang model penelitian tindakan kelas dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi.

Penjelasan model PTK pada masing-masing tahapan

  • Tahap 1: Menyusun Rancangan tindakan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat yang dilakukan.

Penelitian kolaborasi ini sangat disarankan kepada para guru yang belum pernah atau masih jarang melakukan penelitian. Meskipun dilakukan bersama, karena kelasnya berbeda, dan tentu saja peristiwanya berbeda, hasilnya pasti berbeda. Dalam model penelitian, masing-masing berdiri sebagai peneliti meskipun ketika menyusun rencanan dilakukan bersama-sama. Dengan demikian, penelitian tindakan yang baik adalah apabila dapat diusahakan sebagai berikut: “Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Kolaborasi juga dapat dilakukan oleh dua orang guru, yang dengan cara bergantian mengamati. Ketika sedang mengajar, dia adalah seorang guru, ketika sedang mengamati, dia adalah seorang peneliti”.

Ungkapan yang dikemukakan tersebut merupakan aturan atau prinsip untuk salah satu bentuk penelitian tindakan atau model penelitian tindakan. Bentuk lainnya adalah peneliti melakukan pengamatan sendiri terhadap diri sendiri ketika sedang melakukan tindakan. Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
  • Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.

Ketika mengajukan laporan penelitian, peneliti tidak melaporkan seperti apa perencanaan yang dibuat karena langsung melaporkan pelaksanaan. Oleh karena itu, bentuk dan isi laporannya harus sudah lengkap menggambarkan semua kegiatan yang dilakukan, mulai dari persiapan sampai penyelesaian.
  • Tahap 3: Pengamatan (Observing)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanyan berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap ke-2 diberikan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang juga berstatus sebagai pengamat dan juga merupakan bentuk tahapan pada model penelitian tindakan.
  • Tahap 4: Refleksi (Reflecting)

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan model penelitian.

Jika penelitian dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain. Ada 4 tahapan penting dalam penyusunan model penelitian tindakan, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali ke langkah semula. Jadi, satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.

Dalam hal ini, sering menimbulkan pertanyaan adalah berapa lama satu siklus itu berlangsung, dan berapa kali pertemuankah peneliti diizinkan mengadakan refleksi agar terjadi satu kali siklus. Jawaban yang menunjukkan waktu kiranya kurang tepat diberikan, karena jangka waktu pelaksanaan pembelajaran sifatnya relatif. Jangka waktu untuk satu siklus tergantung dari materi yang dilaksanakan dengan cara tertentu. Mungkin materi yang diajarkan hanya satu pokok bahasan, tetapi cukup luas sehingga memerlukan waktu beberapa kali pertemuan.

Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari model PTK yang baru selesai dilaksanakan dalam satu siklus, guru pelaksana (bersama peneliti pengamat) menentukan rancangan untuk siklus kedua. Bagi peneliti pemula, sangat disarankan untuk melakukan penelitian kolaborasi, yaitu penelitian yang dilakukan bersama-sama atau berpasangan.
Lokasi: Indonesia

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html