PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Latar Belakang Penelitian Tindakan Kelas
Pada tahun 1980 Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G)
berhasil merumuskan persyaratan kemampuan bagi guru. Menurut P3G, ada sepuluh
kemampuan yang diperlukan bagi seorang guru yang profesional. Meskipun demikian,
dijelaskan pula oleh P3G bahwa bukan hanya kemampuan profesional yang
diperlukan bagi seorang guru yang sangat diidamkan, melainkan diperlukan juga
kemampuan lain, yaitu kemampuan pribadi dan kemampuan sosial. Secara keseluruhan
tiga kemampuan tersebut dikenal dengan sebutan “Tiga Rumpun Kompetensi Guru”,
dan kemampuan yang terkait dengan profesi guru disebut “Sepuluh Kompetensi
Profesional Guru”.
Dalam Standar Nasional Pendidikan (2005), sepuluh kompetensi
tersebut disempurnahkan menjadi empat kompetensi, yaitu 1) kepribadian, 2)
profesional, 3) kependidikan, dan 4) sosial. Penyempurnaan tersebut dilakukan
karena dari pengamatan praktik sehari-hari terkesan bahwa dalam mengajar, guru
cenderung mengutamakan mengajar secara mekanistik, dan agak melupakan tugas
mendidik.
Diantara butir dari kompetensi profesional guru tersebut
yang langsung terkait dengan kebutuhan para guru untuk promosi kenaikan pangkat
dan jabatan mulai dari golongan IVa ke atas sesuai dengan yang lama adalah
kompetensi profesional, yaitu kemampuan melakukan penelitian sederhana dalam
rangka meningkatkan kualitas profesional guru, khususnya kualitas pembelajaran.
Pada dasarnya ada beragam penelitian yang dapat dilakukan
oleh guru, misalnya penelitian deskriptif, penelitian eksperimen, dan
penelitian tindakan. Di antara jenis penelitian tersebut yang diutamakan dan
disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya sendiri sudah dapat
ditebak, bahwa dalam penelitian tindakan terdapat kata tindakan, artinya dalam hal ini guru melakukan sesuatu. Arah dan
tujuan penelitian peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan
(jadi bukanlah kepentingan guru).
Dikarenakan tindakan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa maka harus berkaitan dengan pembelajaran. Dengan kata
lain, penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk
proses pembelajaran. Namun demikian, ada hal yang sangat perlu dipahami bahwa
penelitian tindakan kelas bukan sekedar mengajar seperti biasanya, tetapi harus
mengandung satu pengertian, bahwa tindakan yang dilakukan didasarkan atas upaya
meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya. Ide yang dicobakan dalam
penelitian tindakan harus cemerlang dan guru sangat yakin bahwa hasilnya akan
lebih baik dari biasanya.
0 komentar:
Posting Komentar